Perkembangan Yogyakarta sebagai kota pelajar dan pariwisata akan mengubah pola pengembangan investasi properti di wilayah tersebut. Jika sebelumnya investasi banyak dilakukan di Kota dengan pembangunan pusat belanja dan apartemennya, kini pelaku properti di sana mulai mengalihkan investasinya ke Sleman dan Kulonprogo.

Mengapa di kedua daerah tersebut membawa daya tarik bagi para investor?? “Bicara soal Sleman, khususnya Sleman Barat, ada beberapa hal yang menjadi peluang di daerah tersebut, kenapa saat ini pelaku properti tertarik dengan Sleman Barat. Pertama, kontur tanah di Sleman Barat datar sehingga memungkinkan untuk pengembangan kawasan perumahan landed house.”

“Kedua, pastinya karena infrastruktur di Sleman Barat sudah sangat mendukung. Terlebih ke depannya Sleman Barat akan menjadi lokasi yang sangat strategis dengan akan dibangunnya jalan tol dari Yogyakarta ke Semarang. Selain itu lingkungan masyarakat yang ramah dan potensi pengembangan wisata sebagai ikon jogja istimewa sangat mendukung berkembangnya suatu kawasan baru agar ekonomi berkembang. Wajar memang jika pada akhirnya sleman barat dan kulon progo menjadi daya tarik tersendiri untuk para investor.

Terlebih lokasi yang tidak terlalu jauh dengan kota jogja, area sleman barat dan kulon progo sangat cocok untuk di bangun homestay, perumahan, atau pun restoran yang akan saling terhubung dengan akses jalan tol, pariwisata maupun letak geografis yang sangat strategis untuk jalur penghubung antara kabupaten kota dan jauh dari bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.

Nah, jika Sleman Barat mulai dilirik pelaku properti, justru di Yogya Kota untuk mendapatkan lahan yang cukup luas semakin sulit. Seandainya ada masih harus di pastikan apakah lahan tersebut ‘aman’ secara legalitas atau justru masih terikat legalitas lantaran masih menjadi lahan kraton.
Itulah mengapa saat ini yang menarik dari Yogya Kota adalah properti second. Di mana dua jenis properti yang banyak ditransaksikan adalah rumah kos-kosan dan rumah tinggal.